Pernah membayangkan kegiatan sehari-hari diwakili oleh robot layaknya film sci-fi tentang dunia masa depan? Impian tersebut sudah jadi kenyataan.
Seorang anak lelaki di Arkansas, Zachary Thomason (12) mengidap penyakit langka X-linked myotubular myopathy. Penyakit yang membuat ototnya lemah, Zachary pun hanya bisa terbaring di tempat tidur.
"Dia makan melalui tabung dan bernapas dengan bantuan ventilator. Kami menggendongnya seperti bayi karena otot-ototnya sangat lemah," ujar ibunda Zachary.
Anak seusia Zachary harusnya berada di sekolah, bukan? Tak usah khawatir, ia tetap bisa sekolah. Karena kehadirannya diwakili oleh robot telepresence VGo yang dibelikan oleh sekolahnya di Paragould School District. Robot ini dikendalikan melalui remote control.
Dengan robot ini, Zachary bisa "berjalan-jalan" seperti orang normal. Robot beroda dua ini membuat Zachary mampu hadir secara virtual di sekolah, dan memungkinkan bocah tersebut mendengarkan dan melihat kegiatan apa saja yang terjadi di dalam kelas lewat kamera dan mikrofon yang dimilikinya. Jadi, Zachary bisa bercakap-cakap dengan teman, guru atau siapa pun melalui robot VGo tersebut.
Vgo yang Penuh Sensor
VGo adalah robot telepresence yang berdiri vertikal setinggi 1,2 meter di atas dua roda. Robot yang dilengkapi berbagai macam sensor yang memungkinkannya ber-sliweran tanpa terjatuh ini terhubung dengan pengguna melalui jaringan WiFi atau 4G LTE.
Oleh pembuatnya, VGo Communications, robot VGo memang antara lain ditujukan untuk membantu orang yang terkena penyakit agar mampu berjalan-jalan dengan bebas. Harganya sekitar 6.000 dollar AS atau Rp 55 juta.
Seorang anak lelaki di Arkansas, Zachary Thomason (12) mengidap penyakit langka X-linked myotubular myopathy. Penyakit yang membuat ototnya lemah, Zachary pun hanya bisa terbaring di tempat tidur.
"Dia makan melalui tabung dan bernapas dengan bantuan ventilator. Kami menggendongnya seperti bayi karena otot-ototnya sangat lemah," ujar ibunda Zachary.
Anak seusia Zachary harusnya berada di sekolah, bukan? Tak usah khawatir, ia tetap bisa sekolah. Karena kehadirannya diwakili oleh robot telepresence VGo yang dibelikan oleh sekolahnya di Paragould School District. Robot ini dikendalikan melalui remote control.
Dengan robot ini, Zachary bisa "berjalan-jalan" seperti orang normal. Robot beroda dua ini membuat Zachary mampu hadir secara virtual di sekolah, dan memungkinkan bocah tersebut mendengarkan dan melihat kegiatan apa saja yang terjadi di dalam kelas lewat kamera dan mikrofon yang dimilikinya. Jadi, Zachary bisa bercakap-cakap dengan teman, guru atau siapa pun melalui robot VGo tersebut.
Vgo yang Penuh Sensor
VGo adalah robot telepresence yang berdiri vertikal setinggi 1,2 meter di atas dua roda. Robot yang dilengkapi berbagai macam sensor yang memungkinkannya ber-sliweran tanpa terjatuh ini terhubung dengan pengguna melalui jaringan WiFi atau 4G LTE.
Oleh pembuatnya, VGo Communications, robot VGo memang antara lain ditujukan untuk membantu orang yang terkena penyakit agar mampu berjalan-jalan dengan bebas. Harganya sekitar 6.000 dollar AS atau Rp 55 juta.